WELCOME

Jonathan Pattiasina

Apa yang anda pikirkan terhadap anak bangsa yang tidak bisa makan, tidak bisa menulis, tidak bisa membaca, bahkan anak bangsa yang tidak berani bermimpi? Pendidikan kita harus mengeluarkan warisan yang terbaik yang Tuhan beri untuk bangsa Indonesia. Indonesia akan menjadi bangsa yang bukan hanya mendidik anak-anaknya sendiri, tetapi akan mendidik anak-anak bangsa lain. ISRA menawarkan banyak hal untuk bisa kita kerjakan, dengan tujuan Indonesia Sejahtera. Hati Tuhan adalah untuk bangsa, bangsa Indonesia ada dalam agenda Tuhan. Indonesia letaknya sangat strategis, kekayaan alamnya sangat melimpah adalah bukti nyatanya. Untuk itu ISRA mengajak anak-anak bangsa, bukan sekedar lahir di bangsa Indonesia, namun bangsa Indonesia lahir di hati kita, sehingga kita tidak segan berjuang mati-matian untuk kesejahteraan bangsa ini. (*)

Rubin Ong

Investasi terbaik dalam kehidupan adalah pada Firman Tuhan dan manusia. Dua investasi itu sifatnya mulia dan kekal. ISRA memiliki panggilan untuk sungguh-sungguh memberkati bangsa, seperti kata Yesus, terlebih bahagia memberi daripada menerima. Jika kita melihat kondisi bangsa kita, dan hanya bisa mengutuki tanpa berbuat apapun, itu merupakan hal yang tidak bijaksana. Yesus dikirim dari Sorga untuk melakukan hal-hal yang aplikatif, untuk melayani generasinya. ISRA juga terpanggil untuk berbuat seperti Yesus kepada bangsa Indonesia. Oleh sebab itu mari kita bermitra menjalin jejaring kerjasama yang kuat, mngerahkan segala upaya untuk melayani bangsa. Mari kita berbondong-bondong memberi waktu, keterampilan, dan juga dana. Kerinduan kita bersama bahwa bangsa Indonesia ini dipenuhi kemuliaan Tuhan dan menjadi sejahtera.(*)

Pramono Limanto

ISRA berkerinduan untuk berkiprah secara nyata bagi bangsa dimana kita lahir, makan, dan hidup sekarang. Dengan kesadaran penuh akan panggilan untuk memberkati kota dan bangsa, seperti 4 orang kusta yang bisa menjadi berkat untuk kotanyayang dikepung oleh musuh, perdagangan berhenti sehingga inflasi besar terjadi, harga makanan sangat mahal, 1 buah kepala keledai harganya sekitar 10 juta rupiah, yang miskin makan kotoran merpati yang itupun tidak gratis. Muncullah 4 orang kusta, golongan yang terpinggirkan, golongan minoritas. Kota yang begitu kalut akhirnya mendapat pertolongan. ISRA mulai dari yang kecil, namun bersama mau berdampak demi kesejahteraan bangsa. ISRA rindu untuk bergerak dan berjejaring seluas mungkin mengerahkan segala upaya, dana, apapun juga yang bersama anugerah Tuhan, bisa menebar bibit perubahan bagi bangsa dan kehendak Tuhan terjadi atas Indonesia. (*)

Samuel Saputra

ISRA rindu untuk menghadirkan Kerajaan Allah di Indonesia. Kerajaan Allah yaitu sukacita, damai sejahtera, kebenaran hadir dalam setiap aspek kehidupan. Kekerasan masih mengakar kuat di Indonesia. Salah satu sebabnya adalah kemiskinan. Miskin artinya susah makan, susah sekolah, susah hidup layak, akhirnya mudah marah. Indonesia adalah bangsa yang sangat kaya, tapi banyak wilayah yang menjadi yang miskin dan terbelakang. ISRA ada untuk berkiprah secara nyata dalam mempersiapkan pemimpin dalam setiap aspek kehidupan sehingga melalui mereka kesejahteraan yang Tuhan janjikan bisa dirasakan oleh rakyat. Mari bergandengan tangan demi terwujudnya Indonesia sejahtera, karena tidak mungkin hal besar bisa dikerjakan sendiri. Ketika bangsa ini butuh pengobatan, butuh perumahan, butuh pendidikan, ISRA hadir disana. ISRA menjawab kebutuhan rohani, jiwani dan juga ragawi. (*)

Otniel Lumowa

Salam Sejahtera buat saudara semua.
Saya senang dengan bergabungnya rekan-rekan semua dalam jejaring ISRA dari seluruh tanah air. Kita bergabung disini untuk terus menyatukan hati kita mengasihi dan mencintai bangsa ini. Dan dalam kesempatan kita bergabung disini kita bisa saling bersinergi satu dengan yg lain, bertukar pengalaman dalam kegerakan hingga semua kita saling diperlengkapi untuk membangun Indonesia Jaya. Harapan saya, kita semua proaktif membangun hubungan dengan rekan-rekan yg ada sehingga tercipta kegerakan yang luar biasa karena kita saling bergandengan tangan satu dengan yg lain. Karena kita semua tahu, semakin banyak yang bergandengan tangan itu artinya semakin banyak pula kekuatan. Semakin banyak kekuatan maka akan semakin cepat kita bisa bererak. Biarlah Raja kita dimuliakan di bumi persada Indonesia ini. (*)

Onna Tahapary

Makna pendidikan yang paling mendasar adalah humanizing human. Pendidikan mengusahakan perubahan sikap manusia melalui pengajaran dan pelatihan dan membangun kehidupan manusia dengan nilai yang berkualitas shingga memiliki karakter unggul secara berkesinambungan. Pendidikan akan menolong bangsa kita untuk cerdas secara intelektual, emosional, dan spiritual. Indonesia adlah bangsa yang mencintai kebenaran dan keadilan, menghargai keunggulan individu, dan suka tanggung jawab. Kurangnya pendidikan menciptakan budaya tidak bersih, tidak disiplin, malas, kurang menghargai prestasi individu. ISRA akan berjuang dalam pendidikan kewirausahaan, pemberdayaan perempuan, pelatihan tenaga kerja, pengembangan kualitas guru, pembentukan mental dan karakter, penyediaan sarana dan prasana pendidikan. Pendidikan harus menjadi prioritas utama bangsa Indonesia untuk mencapai Indonesia sejahtera. (*)

Cornelius Wing

Kita sebagai Warga Negara Indonesia dan Gereja mestinya sadar akan tanggung jawab atas kota dan bangsa. Makna kata Ecclessia (Gereja) yang dimaksud Yesus adalah dewan pemerintahan kota, sekumpulan orang yang dipangil keluar untuk memerintah. Sudahkah kita sampai disana? Gereja bukan sekedar kebaktian di hari minggu, penolong hidup kita untuk menjadi saleh dengan menyanyi dan mendengar kotbah. Gereja harus sadar akan tanggung jawab penting di luar ritual agama, yaitu memberi pengaruh, untuk memerintah. Darah Yesus tercurah bukan sekedar untuk menyelamatkan kita, namun untuk menjadikan kita Kerajaan. Kita adalah Raja yang memerintah di bumi. Sejak awal Tuhan menciptakan manusia dengan mentalitas memerintah. Doa kita adalah “Datanglah Kerajaanm-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga”. Kita ditetapkan sebagai raja-raja yang selamanya memerintah, bukan sebagai orang yang terkena masalah di bumi lalu segera merindukan ke sorga, kita ini mewarisi bumi. Kita tidak boleh menjadi pengecut yang ingin meninggalkan tanggung jawab kebumian kita. Tugas kita belum selesai jika bumi ini belum seperti di sorga. Kekristeman selama ini diajar untuk mengacu pada berkat ragawi, makanan, minuman, pakaian, segala macam pemenuhan kebutuhan. Sementara Alkitab berkata bahwa “Mintalah, maka bangsa-bangsa akan kuberikan kepadamu”. Orang-orang yang tidak mengenal Allah yang hanya mencari kebutuhan hidup. Semuanya itu akan ditambahkan kepada kita jika kita mencari sepenuhnya kepentingan kerajaan Allah dan kebenaranya. Mari kita meminta kepada Tuhan, banga Indonesia. Gereja harusnya sangat bertanggung jawab akan kesejahteraan bangsanya, tidak sekedar menyalahkan pemerintah. Digerakkan oleh belas kasihan yang sama yang juga dimiliki Yesus, gereja mestinya bergerak peduli terhadap lingkunganya, bagi bangsanya yang terlantar dan menderita. (*)