1

LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah cerminan dari masa depan sebuah bangsa. Keseriusan pemerintah memperhatikan sektor pendidikan akan menentukan nasib anak-anak yang nantinya akan memiliki negeri. Dari rahim pendidikan lahirlah manusia yang berdaya guna, oleh sebab itu mustahil tanpa pendidikan yang baik bangsa akan bisa maju. Pendidikan di Indonesia tidak merata. Orang yang tinggal di Indonesia bagian barat sudah mengecap perkembangan pendidikan yang siginifikan. Orang yang berasal dari timur sudah jauh tertinggal.
Di masa lalu dari pulau Rote telah muncul tokoh-tokoh nasional seperti Prof. Dr. Ir Herman Johannes. Dia adalah seorang cendekiawan, politikus, ilmuwan pada tahun 50an. Selain itu ada Adrianus Mooy ahli ekonomi yang dipercaya menjadi gubernur Bank Indonesia pada tahun 80an. Selain itu masih banyak tokoh-tokoh dari Rote yang menjadi inspirasi bagi Indonesia. Hal ini tidak lepas dari sejarah Rote  yang begitu sadar akan pendidikan.
Keadaan pendidikan di Pulau Rote saat ini sangatlah kontras dengan tokoh-tokoh yang lahir dari sana dan masa lalu pendidikannya. Seperti pendidikan di Indonesia timur pada umumnya pendidikan di Rote juga sangat ketinggalan. Anak kelas 5 SD belum bisa baca tulis dan hitung adalah potret umum anak Rote. Ketika siswa di pulau Jawa sudah asik menikmati Internet, disana saja kecepatan 1 Mbps dibagi untuk satu pulau, kalah cepatnya dengan internet di satu ponsel pintar.
Hari ini bagi orangtua di Rote, sekolah bukan menjadi kebutuhan dan kepentingan bagi masa depan anak mereka. Kebanyakan orang tua hanya ingin anaknya membantu berladang atau beternak untuk makan mereka sehari-hari. Hidup bagi sebagian masyarakat Rote adalah bertahan hidup bersama alam. Hal itu juga dikarenakan orangtua tidak pernah sekolah, atau sekedar lulus SD. Ketika anak sejamannya di Pulau Jawa sudah bicara tentang belajar menggunakan iPad, anak Rote membaca pun belum bisa.

2
Oleh sebab itu ISRA bekerjasama dengan Yayasan Tefila yang sudah lebih dulu membangun sekolah TK-SD di pulau Rote memutuskan untuk membuat sebuah proyek jangka panjang untuk transformasi pendidikan di Rote. Supaya sinambung dengan TK-SD Tefila, maka SMP adalah jawaban yang tepat. Saat ini siswa-siswi SD Tefila angkatan pertama sudah menginjak kelas 5 SD, tahun depan mereka sudah akan lulus SD. Oleh sebab itu kebutuhan akan SMP yang berkualitas yang mengajar tidak hanya ilmu namun juga karakter sifatnya adalah mendesak.

“Indonesia akan menjadi bangsa yang bukan hanya mendidik anak-anaknya sendiri, tetapi akan mendidik anak-anak bangsa lain.”

-Jonathan Pattiasina, Pembina ISRA-

 

PROSES

Survey dan Mediasi dengan Orangtua
Dalam Pertemuan ini, Warga Dusun Kuli , menyampaikan harapannya kepada Tim ISRA agar di Desa mereka dibangun SMP Unggulan yang  berkualitas  dan berbasis karakter. Tim ISRA mengajak semua komponen masyarakat agar berjuang bersama-sama mewujudkan harapan itu.

3

 

Pembelian Tanah dan Pengurusan Surat
Akhirnya pada bulan Agustus 2013 ISRA membeli tanah dari salah satu orang tua dengan harga yang sangat murah yang dilepas hanya karena tahu bahwa diatas tanah tersebut akan dibangun SMP untuk transformasi pendidikan di Rote. Diikuti dengan segala macam proses pengurusan surat tanah hingga akhirnya siap dipakai. Proses selanjutnya adalah proses pembangunan. Dalam proses inilah dibutuhkan partisipasi dari banyak kalangan yang memiliki visi dan kerinduan untuk membangun pendidikan di Rote.

4

5

 

GAMBAR PLAN

Layout Keseluruhan

7

6

Layout Tahap I

9

8