Gunung Lokon di Kota Tomohon (25 km sebelah Utara Kota Manado), hingga Senin (18/7) pagi masih status awas. Gempa tremor vulkanik masih terjadi dengan amplitudo berfluktuatif.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Lokon Farid Ruskanda Bina kepada SP Senin (18/7) pagi mengatakan, pada Minggu (17/7) pukul 10.35 wita terjadi letusan besar dari letusan sebelumnya pada Jumat (15/7) disertai dengan semburan debu vulkanik disertai pijaran api setinggi 3.000 hingga 3,500 meter dan letusan susulan namun kecil pukul 11.11 wita dengan semburan debu 200 meter . Dalam letusan tersebut, debunya jatuh di beberapa desa di Kecamatan Pineleng, dan Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa serta Laut Sulawesi (30 km sebeleh barat Gunung Lokon). Karena itu pihaknya berharap, pengungsi bertahan di loksi pengungsian. ”Masyarakat telah diminta bertahan dulu. Karena kita belum bias mengetahui, kapan gunung ini berhenti beraktifitas,” katanya.
Judi Maloring, Ketua ISRA Manado, menyatakan bahwa kawan-kawan ISRA Manado telah turun ke lapangan untuk melakukan survey medan dan observasi keadaan pengungsi. Semuanya ada 23 titik pengungsian. Hari ini (senin,18/7) ISRA Manado akan mendirikan posko di satu titik pengungsian dengan konsentrasi untuk memberi bantuan kepada anak-anak dan lansia.
Hingga kemarin jumlah pengungsi sudah mencapai angka 4.868 jiwa dari 1.355 kepala keluarga yang tersebar di delapan tempat, yang berasal dari Kelurahan Kinilow I, sebagian Kakaskasen, Tinoor I dan II, serta Rungku Wailan. Pengungsi adalah warga yang bermukim di kawasan rawan bencana II, pada radius tiga kilometer dari Kawah Tompuluan.
Sekali lagi, nurani kita terpanggil untuk membantu saudara-saudara kita yang tertimpa bencana korban letusan Gunung Lokon di Tomohon,Sulawesi Utara. Mari jo ..dengan semangat mapalus (Gotong royong).. torang baku bantu deng baku tongka (saling menopang) beking ringan tu para pengungsi pe beban dalam menghadapi musibah letusan Gunung Lokon . Bukankah Torang Samua Basudara???