ISRA mengadopsi 1 siswi yang kini bersekolah di SMAKr. Pandhega Jaya. Berikut ini adalah biodatanya.
BIODATA PRIBADI
Nama : Yolanda Martini Manafe
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : 22 Juni 2000
Umur : 16 Tahun
Alamat : Dusun Nautafik, Desa Suelain, Kecamatan Lobalain, Kab. Rote
Nama Ayah : Demus Robinson Manafe
Tempat/Tanggal Lahir : 28 Desember 1974
Pekerjaan : Guru SD (PNS)
Nama Ibu : Heni Hendrawati Manafe
Tempat/Tanggal Lahir : 22 desember 1977
Pekerjaan : Guru TK (non PNS)
Jumlah Saudara Kandung : 1 orang
Nama : Marsila Y. A. Manafe
Umur : 13 Tahun
Pekerjaan : Pelajar di SMP Negeri 4 Lobalain
Kondisi Desa
Desa Suelain adalah salah satu desa terpencil di Kecamatan Lobalain. Akses jalan menuju desa tidak baik ( jalan tidak beraspal, masih pengerasan dengan media tanah putih). Sebagian besar masyarakat di desa ini bermata pencarian sebagai petani musiman. Mereka menanam padi hanya pada musim hujan. Sarana pendidikan yang tersedia didesa ini hanya Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Untuk melanjut studi ke jenjang SMA mereka harus bersekolah keluar dari desa dengan jarak ± 5 KM. Mereka biasanya harus berjalan kaki untuk bisa sampai kesekolah. Tingkat kesadaran masyarakat akan pendidikan masih sangat rendah, hal ini terlihat dari jumlah anak-anak putus sekolah. Selain itu, banyak anak-anak di desa ini yang malas untuk belajar sehingga kebanyakan dari mereka tidak melanjutkan studinya. Salah satu faktor yang menyebabkan desa ini belum bisa berkembang adalah kepala desa. Banyak program-program yang tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga membuat kekecewaan yang besar bagi masyarakat.
Hal-hal yang tidak disukai ketika masih sekolah di Rote dahulu
Ketika bersekolah di desa ini banyak hal tidak menyenagkan yang terjadi. Guru- guru masih mempunyai sifat otoriter yang tinggi. Apabila siswa melakukan kesalahan biasanya guru memberi hukuman fisik yang tidak pantas, seperti dicubit, dipukul bahkan di tampar. Penilaian yang di berikan oleh guru-guru juga tidak objektif. Hal ini terlihat dari masih adanya sistem pilih kasih dalam pemberian nilai. Hal ini membuat siswa-siswa yang awalnya rajin belajar menjadi malas karna hal ini.
Perubahan Ketika Bersekolah di Pandhega Jaya
Banyak perubahan positif yang terjadi setelah bersekolah di SMA Kristen Pandhega Jaya. Dulunya ketika tinggal didesa tergolong anak yang malas belajar atau bekerja, suka berbohong kepada orang tua dan teman-teman, suka berkata kotor, lebih banyak menghabiskan waktu dengan berpacaran. Sekarang setelah beberapa bulan menjalani pendidikan di Pandhega Jaya, menjadi anak yang rajin, mulai bersikap jujur baik kepada teman- teman ataupun guru, mulai menghilangkan kebiasaan mencaci maki orang lain dan lebih fokus belajar serta tidak berpacaran lagi. Perubahan terbesar adalah mulai mendekatkan diri kepada Tuhan Yesus.
Cita- cita
Cita-cita ingin menjadi guru bahasa Inggris. Anak-anak didesa mempunyai kerinduan yang besar untuk menguasai bahasa inggris, akan tetapi tidak adanya wadah untuk menampung keinginan yang besar ini mengakibatkan mereka hanya bisa memendam keinginan mereka untuk dapat berbahasa inggris. Hal inilah yang membuat saya bercita-cita menjadi seorang guru bahasa Inggris. Kedepannya apabila saya menjadi guru bahasa Inggris saya dapat mengajari anak-anak di desa sehingga mereka dapat belajar dan bisa menggunakan bahasa Inggris dengan baik.
Harapan untuk masa depan pendidikan di Rote
Banyak hal yang harus di benahi oleh sekolah di Rote khususnya didesa saya kedepannya. Mulai dari pengadaan fasilitas-fasilitas pendukung kegiatan belajar yang masih kurang di sekolah, sehingga kedepannya sekolah didesa semakin maju dan dapat bersaing dengan sekolah-sekolah lainnya. Guru-guru pun harus menghilangkan sikap otoriternya sehingga siswa-siswi tidak ketakutan ketika berhadapan dengan guru. Semua bentuk kekerasan di sekolah pun harus dihilangkan sehingga kegiatan belajar di sekoalh lebih menyenangkan.